Saya agak maju mundur sebenernya buat nulis ini, soalnya sejujurnya saya lebih suka share kalau udah menyelesaikan hajadnya (sudah menyelesaikan hajinya). Tapi, setelah saya pertimbangin agak lama, insyaAllah semoga ada manfaat yang bisa diambil dari sini. Bismillahirrahmanirrahim.
Jadi, Alhamdulillah, kami baru mendaftarkan diri kami (suami dan saya) untuk haji dari Indonesia. Ada beberapa kontemplasi kami:
- Kenapa tidak haji dari Belanda saja, kan lebih cepet? Kan anak bisa dihandle sama sitter / dikirim ke Indonesia untuk dihandle kakek neneknya? Kami tidak merasa opsi itu pas untuk anak kami saat ini. Dia ada sekolah nyaman di Belanda, tapi kami merasa dia masih terlalu kecil untuk ditinggal dengan sitter tanpa sanak saudara di LN. Terlebih, berhubung kami memang berniat balik ke Indonesia dalam beberapa tahun mendatang, ya kami menunggu anak (-anak) agak besar dulu dan posisi sekolah semua anak di Indonesia. Tapi, kalau memang situasi memungkinakn untuk haji dari LN, lakukan aja! Testimoni temen-temen saya yang haji dari LN itu positif kok, seperti faktor sociocultural (katanyaaa petugas di Arab lebih respect begitu ngelihat nametag mereka adalah rombongan haji dari Eropa haha. Entah ya itu fakta atau perasaan subjektif orang yang cerita ke saya atau fakta) hingga ke faktor durasi yang lebih singkat.
- Tapi, regardless berapapun usia anak dan apapun kondisi tersier kita, mendaftar haji itu wajib bagi yang mampu. Hemat saya, begitu kami mampu liburan (atau bisa bayar sekolah anak), ya berarti itu mampu buat daftar haji; karena wong biayanya mahalan ke UK/bayar sekolah daripada daftar haji reguler. Kami malu sama Allah kalau bisa liburan, atau menunaikan pembelian duniawi lain, tapi belum daftar haji. Dan buat daftar haji, menurut saya, ga perluuu nunggu sampai merasa hati tergugah atau merasa getaran hati terpanggil dll. Karena saya jujur nggak merasakan apapun getaran-getaran tersebut hingga saat ini. Tapi, saya cuma sebatas menggunakan logika dan pemahaman sederhana aja: kalau Islam, bisa keluar duit buat yang lain-lain, yaudah wajib daftar haji. Sesimpel itu 🙂
Kami daftar haji reguler dari kota KTP kami: Sragen. Padahal rumah kami di Depok haha, tapi ya berhubung kami belum sempat urus perpindahan KTP ke Depok, yasudah daftar ajalah via Sragen yang lebih cepat. “Apa ga repot itu Fir, buat manasik haji dll-nya?”.
- Pindah domisil haji itu memungkinkan. Tadi saya tanyain ke petugas haji di kantor Layanan Haji dan Umroh Terpadu Sragen. Prosedurnya adalah: begitu sudah dipanggil haji di domisil pendaftaran, kita bisa pindah untuk kontingen keberangkatan. Jadi, kami tadi kan daftar di Sragen yang antriannya adalah 32 tahun. Jadi, misal kami dipanggil gilirannya pada (anggeplah kalau tidak ada perubahan) 32 tahun lagi, barulah pas itu kami bisa mengajukan perpindahan ke lokasi lain. Sebenernya sih, kalau kami di Indonesia, lebih enak buat pindah domisil sekalian sih ke Depok baru daftar haji; toh insyaAllah long term kami bakal tinggal di sana. Tapi, karena situasi kondisi, dan memang motivasi daftar haji ini adalah “yang penting gugurin kewajiban” dulu, yasudahlah. Biar kalau kami Qadarallah meninggal besok, insyaAllah kami meninggal dengan niat menggenapkan rukun Islam kelima.
- Dan terutama…. Bismillah semoga bisa menjadi pertimbangan para pembaca yang mempunyai pemikiran sama: kami mendaftar haji reguler dengan intensi untuk meng-cancelnya saat kami insyaAllah terkumpul budget untuk Haji Plus. Preferensi kami adalah Haji Plus (dari waktu tunggu, kenyamanan, dll), namun saat ini alokasi budget belum memungkinkan untuk itu. Tapi, perintah Allah itu daftar haji; ga ada perintah buat daftar Haji ONH Plus atau Furoda atau reguler. Siapa yang bisa jamin kami nggak meninggal duluan sebelum bisa kekumpul budget buat mendaftar Haji Plus/Furoda? Jadi, daftar aja haji apapun yang bisa kita daftar duluan.
Berhubung kami (read: saya) concern terhadap transisi dari Haji Reguler ke Haji ONH Plus, inilah yang saya rangkum dari petugas di kantor tersebut:
- Kantor Layanan Haji dan Umroh Terpadu, at least di Sragen, tidak melayani pendaftaran selain haji reguler. Jadi, informasi ini mungkin tidak lengkap soalnya mereka nggak tau. Yang tau lengkapnya adalah Biro Haji yang bisa menerima pendaftaran haji selain reguler. (seperti dijelaskan di sini).
- Jika kita meng-cancel pendaftaran haji reguler kita, semua biaya pendaftaran haji reguler (yang 25 juta/orang itu, di tahun 2023 ini) akan kembali full. Entah ada biaya administrasi bank atau tidak, yang pasti sekitar segituan yang bakal balik.
- Saat kita tidak jadi menunaikan haji reguler yang sudah kita daftarkan, nomor antrian kita BISA dilimpahkan ke kerabat dekat (spouse, ortu, anak, saudara kandung) asalkan…. alasannya karena meninggal dunia atau sakit permanen. Kalau alasannya adalah karena berubah ke haji jalur lain (ONH Plus/Furoda), antrian TIDAK bisa dilimpahkan. Jadi, kalau kita mau pindah jalur, ya cancel si pendaftaran haji reguler kita. Terus uangnya balik. Kalau uangnya mau diapai buat daftarin anak untuk haji, ya mereka perlu antrian lagi dari awal.
Begitu. Semoga bermanfaat.